Kamis, 15 September 2011

Bangunan Arsitektur China


Konsep dan Filosofi Arsitektur Cina

Filosofi arsitektur Cina sangat dipengaruhi oleh filosofi dari kepercayaan dan ajaran Konfusianisme, Taoisme dan Budhisme. Terdapat simbol dan lambang-lambang dari bentuk ideal dan keharmonisan dalam tatanan masyarakat. Bentuk ideal dan keharmonisan dalam masyarakat tersebut dapat dilihat dari filosofi Tien-Yuan Ti-Fang yang berarti langit bundar dan bumi persegi, dimana persegi melambangkan keteraturan, intelektualitas manusia sebagai manifestasi penerapan keteraturan atas alam dan bundar melambangkan ketidakteraturan sifat alam. Kemudian filosofi Tien-Yen-Chih-Chi, artinya diantara langit dan manusia yang menggambarkan peralihan dua alam yang disimbolkan dalam bentuk bundar-segi empat-bundar.Konsep Keseimbangan dalam kehidupan diatur dalam dualitas Yin dan Yang, hong Shui atau Feng Shui. Yang adalah sebagai energi positif, jantan, terang, kuat, buatan manusia. Sementara, yin digambarkan sebagai energi negatif, betina, gelap, menyerap elemen. Hong shui atau Feng Shui merupakan kompas kehidupan yang mengaur keseimbangan yang memiliki elemen alam seperti angin, air, tanah dan metal. Kompas merupakan adaptasi metodis karya manusia terhadap struktur alam raya sehingga menjadi pedoman dalam pendayagunaan energi dan sumber alam untuk penyelarasan nafas dunia. Selain itu juga membantu manusia memanfaatkan gaya-gaya alam dari bumi dan
menyeimbangkan Yin dan Yang guna memperoleh Qi yang baik, yang menggambarkan kesehatan dan vitalitas.
Hal-hal yang mempengaruhi Hong Shui menyangkut keseimbangan 5 (Lima) Unsur yaitu waktu Kelahiran, kondisi tanah pada lokasi ( tapak) , arah dan ukuran bangunan, orientasi Ruang Dalam, pola Penempatan ruang dalam.

Tipologi Bangunan China






 MASJID AGUNG XI'AN



Masjid Agung Xi'an terletak berhampiran Menara Gendang (Gu Lou) di Lorong Huajue di Xi'an, provinsi Shaanxi, China, adalah salah satu masjid tertua dan terkenal di negara China.

Ia dibina sewaktu Wangsa Tang (pemerintahan Maharaja Xuanzong, 685-762), dan merenovasikan pada zaman-zaman kemudian (terutamanya sewaktu pemerintahan Maharaja Hongwu dari Wangsa Ming). Ia tetap menjadi sebuah tapak pelancong masyhur Xi'an, dan masih digunakan oleh umat Islam China (kebanyakannya suku Hui) kini sebagai sebuah tempat beribadat. Tidak seperti masjid-masjid di negara Timur Tengah atau Arab, Masjid Agung Xi'an adalah keseluruhannya Cina pada gaya pembinaan dan seni binanya, terkecuali sesetengah hurufan dan hiasan Arab, kerana masjid ini tidak mempunyai kubah atau minaret gaya tradisional.

Lukisan grafik Wahbi Al-Hariri pada Masjid Agung Xian, Sebuah astaka Cina daripada sebuah minaret di Masjid Agung Xi'an, salah satu masid terbesar China.

Sebuah astaka Cina daripada sebuah minaret di Masjid Agung Xi'an, salah satu masjid terbesar China.

Seni khas pada sebuah plak di Masjid Agung Xi'an.











Sumber : 


4 komentar:

  1. bagus nih bisa jadi bahan buat stupamu bos,
    trims infonya, jujur aja aku jarang baca, kecuali perlu, aq lebih suka mendengar, hehehehe

    BalasHapus
  2. iya bener... bisa aja sih sebagai acuan utk stupa ku, tapi masalahnya dosennya mau atw enggak klw pake konsep sperti ini... hehe..

    BalasHapus