Konsep
dan Filosofi Arsitektur Cina
Filosofi arsitektur Cina sangat dipengaruhi
oleh filosofi dari kepercayaan dan ajaran Konfusianisme, Taoisme dan Budhisme.
Terdapat simbol dan lambang-lambang dari bentuk ideal dan keharmonisan dalam
tatanan masyarakat. Bentuk ideal dan keharmonisan dalam masyarakat tersebut
dapat dilihat dari filosofi Tien-Yuan Ti-Fang yang berarti langit bundar dan
bumi persegi, dimana persegi melambangkan keteraturan, intelektualitas manusia
sebagai manifestasi penerapan keteraturan atas alam dan bundar melambangkan
ketidakteraturan sifat alam. Kemudian filosofi Tien-Yen-Chih-Chi, artinya
diantara langit dan manusia yang menggambarkan peralihan dua alam yang
disimbolkan dalam bentuk bundar-segi empat-bundar.Konsep Keseimbangan dalam
kehidupan diatur dalam dualitas Yin dan Yang, hong Shui atau Feng Shui. Yang adalah
sebagai energi positif, jantan, terang, kuat, buatan manusia. Sementara, yin
digambarkan sebagai energi negatif, betina, gelap, menyerap elemen. Hong shui
atau Feng Shui merupakan kompas kehidupan yang mengaur keseimbangan yang
memiliki elemen alam seperti angin, air, tanah dan metal. Kompas merupakan
adaptasi metodis karya manusia terhadap struktur alam raya sehingga menjadi
pedoman dalam pendayagunaan energi dan sumber alam untuk penyelarasan nafas
dunia. Selain itu juga membantu manusia memanfaatkan gaya-gaya alam dari bumi
dan
menyeimbangkan
Yin dan Yang guna memperoleh Qi yang baik, yang menggambarkan kesehatan dan vitalitas.
Hal-hal
yang mempengaruhi Hong Shui menyangkut keseimbangan 5 (Lima) Unsur yaitu waktu
Kelahiran, kondisi tanah pada lokasi ( tapak) , arah dan ukuran bangunan,
orientasi Ruang Dalam, pola Penempatan ruang dalam.
Tipologi Bangunan China
Tipologi Bangunan China
MASJID AGUNG
XI'AN
Masjid Agung Xi'an terletak berhampiran Menara Gendang (Gu Lou) di Lorong Huajue di Xi'an, provinsi Shaanxi, China, adalah salah satu masjid tertua dan terkenal di negara China.
Ia dibina sewaktu Wangsa Tang (pemerintahan Maharaja Xuanzong, 685-762), dan merenovasikan pada zaman-zaman kemudian (terutamanya sewaktu pemerintahan Maharaja Hongwu dari Wangsa Ming). Ia tetap menjadi sebuah tapak pelancong masyhur Xi'an, dan masih digunakan oleh umat Islam China (kebanyakannya suku Hui) kini sebagai sebuah tempat beribadat. Tidak seperti masjid-masjid di negara Timur Tengah atau Arab, Masjid Agung Xi'an adalah keseluruhannya Cina pada gaya pembinaan dan seni binanya, terkecuali sesetengah hurufan dan hiasan Arab, kerana masjid ini tidak mempunyai kubah atau minaret gaya tradisional.
Lukisan grafik
Wahbi Al-Hariri pada Masjid Agung Xian, Sebuah astaka Cina daripada sebuah minaret
di Masjid Agung Xi'an, salah satu masid terbesar China.
Sebuah astaka Cina daripada sebuah
minaret di Masjid Agung Xi'an, salah satu masjid terbesar China.
Sumber :
bagus nih bisa jadi bahan buat stupamu bos,
BalasHapustrims infonya, jujur aja aku jarang baca, kecuali perlu, aq lebih suka mendengar, hehehehe
iya bener... bisa aja sih sebagai acuan utk stupa ku, tapi masalahnya dosennya mau atw enggak klw pake konsep sperti ini... hehe..
BalasHapusBagus juga ya..hehe
BalasHapusoke, makasih broo... :)
BalasHapus